Jumat, 03 Desember 2010

POTRET WAJAH KITA *angkat kami sebagai topik utama*

semua terlihat apa yang ada di dalam layar kaca televisi.
terlintas di benak para pengepul saat mendengar radio rusak yang diperbaiki kembali "Tanah Goyang".
cibiran mulut - mulut yang menganga untuk berolog - olog "MATI SAJA MEREKA"


lalu orang pintar jenius berkarya dengan kepintarannya membodohi segala iman yang dimiliki.
tak kalah dengan orang bodoh yang duduk terdiam melongo mengadah tangan menghempas nafas dengan iman.
ini apakah ?
kekonyollan bagi kami kaum mahasiswi.
yang baru saja merintis jejak mereka sebelumnya.
kadang berfikir, hidup dalam kehidupan itu ada seperti JALAN SOBEK.
entah, kalian berfikir JALAN SOBEK itu apa.
disini saya berfikir sendiri apa pikiran saya itu saya beri saja dalam tulisan ini.


disini juga banyak perandai - andaian.
tapi saya sedang berfikir malas.
sejujurnya saya menyalahkan pemerintah.

Rabu, 17 November 2010

#muka S O B E K

saya selalu suka berkaca. tetapi, ketika berkaca saya merasa malu.
sela bayangan saya menertawakan saya.
mereka selalu berkata "kamu jelek. muka sobek. di vermak pun tetap bengek".


berbagai macam cara saya lakukan untuk mempercantik muka saya dengan krim siang, malam. sekedar pelembab dan pencuci muka. serta minya zaitun.
tapi, hasilnya nol.
setiap detik saya selalu kembali menemui cermin. menggelutuk bekas-bekas jerawat yang masak.
lalu mencoba tersenyum apa saya sudah cantik? mereka berkata kembali "kamu jelek. muka sobek. di vermak pun tetap bengek"


lihat setiap orang yang melangkah di depan saya. mereka memiliki muka yang sangat indah mulus tak berpasir.
bahkan mereka lebih terlihat bisa menjaga muka mereka dengan baik.
saya memang tidak seperti mereka. memiliki polesan tebal di muka. karena saya kurang menggemari polesan-polesan muka secara berlebihan.


kadang saya merasa cuek dengan muka saya ini. bila saat saya merasa ah, untuk apa saya malu. toh, inilah saya. ini muka saya. terserah seperti apa kalian berkata saya. ini saya sendiri bukan aku orang lain.


***terimakasih atas anugerah inilah saya. saya yang apa adanya***



Minggu, 14 November 2010

# N A K A L

dunia pun memiliki mulut
jinak tapi berongga tajam
tapi mulut itu tak berarturan #RANDOM

saat hujan turun
badan melayang senang
terbang terbius beberapa butir kapsul
ditelan dengan seteguh hujan duniaku

kufikir mereka akan diam pada masalah ini
mereka masih ingin bermain - main dengan api
padahal aku menyirami dengan hujan beberapa kali

aku tertatih diluar rumah
berbasah kuyup dengan larva muka
ingin lagi ... ingin lagi
jangan pernah berhenti sebelum api itu aku padamkan
dan lalu mereka berkata :
" berhenti karena kamu wanita "


postedby : ayhu-wangsa dotkom (151010;20:08 WIB)

Senin, 27 September 2010

memeras -- anggur

tahukah cinta. cinta mengibaratkan sebauh arak untuk sebuah wahyu.
peras anggurnya dalam hatimu yang merah dalam gelas yang sedang pecah.
tapi kau ingat bukan? bila bukan untuk mabuk.
dan ini belahan anggur yang kupetik untukmu yang kemudian
ku belah menjadi dua. melihat dua biji anggur bersebelahan mengetuk.
just think.just think. . .
 kebahagiaan saat kau menari dipijakanmu, yang sesaat itu adalah semu.
 yang selalu diharapkan sebuah reality.
 tapi, berfikir kembali idiot kamu, bila muncul maka kamu adalah manusia akan segera bosan.

Senin, 30 Agustus 2010

g e r i m i s

aku suka mendengar derap langkah gerimis di atas tanah, semen, genteng, dedaunan. mereka itu seperti langkah kaki yang berbaris, menari, bergotong royong mengerjakan sesuatu, terlalu cekatan.
kadang kala mereka berlari cepat, kadang kala mereka melangkah lambat. tapi tidak pernah ada yang diam. gerimis seperti menawarkan langkah maju, lagkah tidak tinggal diam, langkah yang senantiasa ceria ketika kau sedang berduka sekalipun.
gerimis tidak punya pola tertentu. kau tidak bisa menebak kapan mereka akan turun, walau mungkin yang kau lihat di luar adalah mendung. gerimis melangkah dengan pola yang mereka ciptakan sendiri. singgah di tempat yang mereka mau. dan berpijak di tempat yang terkadang kau tidak bisa kira.
aku berteman baik dengan gerimis. aku akan menikah dengan hujan. aku ini pecinta celoteh mereka. salah satu kegemaran gerimis adalah menyentuh pipi. aku pikir itu hanya pola baru saja, supaya tidak bosan menginjak yang keras terus.
kalau gerimis jatuh ke wajahku kemudian menyentuh pipiku, aku suka biarkan mereka lama di sana. tidur-tiduran sebentar, lalu lelap. gerimis pun terkadang butuh istirahat. jadi biarkan saja.
langkah-langkah kaki gemulai mereka dari luar jendela, seperti mengajakku bermain. mereka mulai menyanyikan nada lagu tertentu, dan aku seperti disuruh mencipta liriknya.
lalu, aku menulis begini,
gerimisku, selalu datang beramai-ramai, mengajakku bermain supaya gelisahku hilang. mencumbuku rapat-rapat supaya kuatirku pergi. gerimisku; kau keyakinanku, kau tidak takut luka walaupun jatuh berkali-kali.
ini bukan lirik.
ini keyakinan.
keyakinanku ada di dalam sini. mereka ditemani gerimis sore ini, ini bukan pertanda gelisah. ini seharusnya menjadi pertanda baik. kau tidak pernah sendiri, selalu ada gerimis yang menemani. karena gerimis itu selalu turun beramai-ramai, supaya tidak ada lagi sepi.
gerimisku, kau tidak takut luka walaupun jatuh berkali-kali.

tarian usang

lihat ini. teracuni lampu merah. STUCK !! belaian kuku memanjakan kulele. menggepor-geporkan tangan. lantunan suara serak berjoget. alis mengerut, ingin berkata "kasihani saya". mengelapak kaca buram dibalik wajah mereka. berharap, sedikit celah kau robek, dan lempar koin yang tak mereka pakai. apa ini? terlalu banyak hina cacimu. tak sudi mendengar. tapi, inilah aku. berharap besar tanaman uang bulan ini berhasil panen.